Pelayanan Konseling Kristen Profesional
Dari Sekolah Tinggi Teologi Reformed Indonesia
Reformed Broadcasting Ministry
Reformed Broadcasting Ministry
Konseling Online
Pelayanan konseling gratis online tersedia bagi Anda!
Buku Konseling Pastoral
Telah terbit buku Konseling Pastoral

Jumlah Pengunjung

3689226
Today
Yesterday
This Month
573
2157
22916


Oleh: Pdt. Paul Gunadi, Ph.D.

Anak laki-laki saya berusia 7 tahun dan luar biasa malasnya belajar. Seolah-olah tidak ada kesadaran pada dirinya bahwa ia harus belajar dengan giat agar jangan sampai mendapat nilai yang buruk. Nilai prestasinya sudah buruk, tetapi masalahnya adalah, ia tidak merasa apa-apa. Apa yang dapat saya lakukan?

Jawab:
Sampai anak berusia sekitar 8-10 tahun, anak belum benar-benar mampu menyadari pandangan orang lain terhadap dirinya. Usia seputar 8-10 tahun merupakan usia transisi dari kehidupan yang berisikan "aku" meuju ke dunia remaja yang dipenuhi dengan "orang lain". Dari lahir hingga masa remaja sebenarnya seorang anak bertumbuh dari dunia yang sangat egosentrik ke dunia yang dikuasai oleh penilaian orang lain. Semasa bayi, anak belum bisa menyadari bahwa tubuh ibunya bukanlah bagian dari tubuhnya sendiri. Setiap kali ia menangis, belaian kasih sayang dan air susu ibulah yang diterimanya. Perlahan-lahan ia mulai mengetahui bahwa tubuh ibunya terpisah dari tubuhnya. Tidak selalu ibu memberikan air susu dan tidak selalu tangan ibu membelai tubuhnya.

Memasuki usia 2-3 tahun anak masih tetap egosentris. Hal ini dapat dengan mudah dilihat dari kesukarannya meminjamkan mainan kepada yang lain dan keengganannya mengembalikan mainan dari rak mainan di toko. Itulah sebabnya saya menggunakan istilah "aku" untuk melukiskan kehidupan anak pada masa kecil ini. Segala milik "aku" dan semuanya harus tunduk pada kemauan "aku". Ketaatan anak pada perintah atau permintaan orangtua didasari semata-mata atas ketakutannya menerima hukuman. Tanggung jawab dilaksanakan bukan karena ia menyadari faedah atau pentingnya tugas itu, melainkan karena ia harus melakukannya.

Anak mulai menyadari penilain orang lain terhadapnya pada usia sekitar 8-10 tahun. Ia mulai merasa malu jika hasil ulangannya buruk, sedangkan sebelumnya, ia tidak peduli dengan hasil ulangan. Nah, pada masa inilah motivasi belajar baru mulai bisa timbul karena ia tidak mau dipermalukan di hadapan teman-temannya.

Anak anda masih memerlukan dorongan dari luar sebab motivasi belajar belum berakar. Sudah tentu anda harus menerapkan disiplin agar ia belajar berdisiplin dari melakukan tugas, meski ia tidak menyukainya. Besar kemungkinan ia akan melalui masa ini dan memasuki periode dalam tahun hidupnya di mana ia menyadari artinya malu jika ia memperoleh nilai buruk. Di saat itulah ia akan lebih bersemangat belajar guna mendapatkan penilaian positif dari orang lain. Namun untuk sementara waktu, ia harus tetap dipaksa belajar agar nilainya memadai nilainya sudah terlanjur buruk terus, pada waktu ia berusia 10 tahun, ia mungkin akan patah semangat untuk mengejar ketertinggalannya.

Daftar Konselor

Pdt. Yakub B. Susabda, Ph.D.
Esther Susabda, Ph.D.
Dr. Ir. Asriningrum Utami
Lanny Pranata, M.Th.
Siska Tampenawas, M.Th.
Lucia Indrakusuma, M.A.
Esther Gunawan, M.Th.
Vivi Handoyo, M.Th.
Debby M. Soeseno, M.Th.
Suherni Santoso, M.A.
Yohanna P. Siahaan, M.Th.
Yonathan A. Goei, Ph.D.
Sandra Mayawati, M.Th.
Suzanna Sibuea, M.Th.
Dan lain-lain.

Konseling Online

Jadwal Konseling Online
Senin-Jumat
(Kecuali Hari Libur)
10.30-12.00 WIB dan 20.00-22.00 WIB

Tentang Kami

Kontak Info

STT Reformed Indonesia (STTRI, dulu STTRII)
Jl. Kemang Utara IX/10, Warung Buncit
Jakarta Selatan, 12760
(Peta lokasi bisa dilihat/diunduh di sini.)

Telp            : (021) 7982819, 7990357
Fax            : (021) 7987437
Email          : reformed@idola.net.id
Website      : www.reformedindonesia.ac.id
    www.konselingkristen.org
Bank          : CIMB Niaga (Cabang Kemang)
No. Acc.     : 800073329000 (Rp.)
                      253.02.00081.001 (USD)
A/n              : Yayasan Lembaga Reformed Indonesia