Oleh: Esther Susabda, Ph.D.
Saya seorang guru SMU Kristen, mempunyai 2 orang anak laki-laki. Arman anak I (14 th), SMP II sejak kecil seringkali membuat masalah. Teguran sudah sering kami lakukan dari yang halus, sampai sering dihajar. Herannya ia tidak pernah menangis, walaupun kadang-kadang saya sendiri atau ibunya menyesal dan merasa sangat bersalah terhadap apa yang kami lakukan. Namun kalau dinasehati dengan lembut ia sering menitikkan air mata, tapi kami yang seringkali sudah tidak sabar.
Kenakalannya semakin hari semakin parah, bukan hanya sering berkelahi, tidak mau belajar tapi juga termasuk mencuri uang, berbohong dan sering membolos akhir-akhir ini.
Adiknya Ardi (11 th) kelas VI seorang anak yang baik, penurut, dan selalu ranking dikelas. Ia juga seringkali mengeluh malu melihat tingkah laku kakaknya. Saya kewalahan Bu, dan tidak tahu apa yang kami harus lakukan.
JAWAB:
Saya bisa merasakan kegelisahan Bapak sekeluarga. Tidak mudah mempunyai dua anak yang kepribadiannya sangat bertolak belakang. Apalagi Arman sudah bermasalah sejak kecil, tentunya anda dan istri sangat tertekan, juga frustasi terutama karena jabatan anda sebagai seorang guru di sekolah Kristen. Keinginan anda untuk menjadi model dan tampil benar-benar prima sekeluarga, mungkin tanpa sadar sudah menjadi beban tersendiri bagi anda dan istri.
Di pihak lain, Arman juga mungkin tertekan menyandang peran "anak guru" yang ia tidak sukai, ditambah lagi adiknya seringkali menjadi panutan dan selalu ranking di sekolah. Betapa beratnya beban yang secara tidak sadar ia harus tanggung.
Disamping itu ada beberapa hal yang anda perlu perhatikan:
Coba temukan dirinya dan keunikannya. Mungkin ia sendiri kadang- kadang terjebak dengan pola aggressif yang ia sendiri tidak sadari secara penuh. Perbaiki hubungan anda, istri dengan Arman secara pribadi, karena setiap anak membutuhkan kasih sayang dan perlakuan yang khusus. Artinya, jangan menuntut dia untuk menunjukkan sikap dan tanggung jawab yang kalian mau saja, tapi berikanlah modal dasar yaitu perasaan dikasihi, dipahami dan ada tempat di ruang hati anda untuk kekurangan dan kelemahannya selama ini. Mulai perlakuan dia dengan lebih empati, berbicaralah dari hati ke hati. Tanyakan apa yang sebenarnya ada dalam hati, perasaan dan pikirannya. Mengapa ia berbuat begitu?
Berikan pengertian juga pada Ardi untuk mencoba membangun hubungan yang baik dengan kakaknya, termasuk mengasihi dan menghormati. Jangan dilihat dari kelakuannya saja yang merugikan kalian, tapi yang lebih penting lagi adalah motivasinya mengapa ia melakukan hal itu.
Ciptakan suasana rumah tangga yang lebih menyatu dimana anda, istri dan seluruh keluarga dapat bersama-sama makan malam, berdoa, dan membaca Alkitab bersama. Memang tidak mudah untuk memulai sesuatu di tengah sistem keluarga yang sudah terbentuk "kurang sehat". Namun saya percaya jika anda mulai menghadirkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan termasuk dalam usaha anda untuk menjalin hubungan, pasti Tuhan juga akan membuka jalan.
Jangan memaksakan untuk membaca Alkitab atau berdoa secara tradisionil, tapi biasakan untuk makan bersama sambil membicarakan hal-hal yang menyenangkan, dan akhiri dengan mendoakan setiap pribadi dengan bahasa dan isi doa yang memang menyingkapkan cinta kasih dan kepedulian anda untuk anak-anak secara pribadi. Lakukanlah hal ini secara konsisten, semakin relaks semakin baik supaya hubungan antar pribadi dapat dinikmati. Kiranya Tuhan menolong dan memberkati anda!