Oleh: Pdt. Yakub B. Susabda Ph.D
Sudah 1 tahun ini saya berhenti bekerja di toko kaca milik paman saya. Alasannya sederhana, saya merasa dihina oleh bibi saya. Tetapi itu sudah lewat. Bibi saya sendiri sudah tidak mempermasalahkan sikap kasar saya saat itu. Yang saya ingin tanya ialah tentang diri saya sendiri. Mengapa semangat kerja bahkan semangat hidup saya merosot terus?
Anda menyadari akan apa yang tidak seharusnya anda lakukan, tetapi rupanya kesadaran ini tidak cukup kuat menciptakan dorongan bagi anda untuk melangkah dan mulai bekerja lagi. Apakah pengalaman “kehilangan semangat hidup” ini sering anda alami? Apakah anda dapat menceritakan sedikit latar belakang kehidupan dalam keluarga?
Ibu saya menderita gangguan kejiwaan, dua kali beliau tinggal di rumah sakit jiwa. Ayah saya menikah lagi dan tinggal di rumah yang lain. Saya anak pertama dengan dua orang adik wanita. Memang pernah dua kali saya coba bunuh diri dengan minum Baygon. Rasanya memang saat itu, saya ingin mati saja. Sebabnya karena saya gagal dalam ujian SMU dan yang kedua karena semua lamaran kerja saya ditolak.
Hidup manusia memang selalu diwarnai dengan berbagai pengalaman. Ada yang positif dan memberikan kesempatan-kesempatan, ada pula yang negatif yang seolah-olah isinya hanya menghambat proses kehidupan itu sendiri. Apapun pengalaman dalam kehidupan anda, anehnya tergantung bagaimana anda melihat dan menafsirkan pengalaman tersebut.
Memang ada dua tipe manusia. Yang pertama, adalah manusia yang “kuat” dan mampu melihat dan menafsirkan realita hidup dengan kaca mata yang positif. Tetapi ada pula manusia yang “tidak kuat” seperti yang dikatakan oleh filsuf Suzanne Langer, yaitu orang yang “can adopt himself to anything, but can not deal with chaos/dapat beradaptasi dalam segala situasi kecuali di tengah kondisi hidup yang chaos, kacau.”
Anda lahir dan dibesarkan dalam keluarga dengan kelemahan-kelemahan tertentu. Akibatnya, jiwa anda tidak terlatih untuk menghadapi tekanan-tekanan kehidupan. Setiap kali anda menghadapi persoalan, anda melarikan diri dan tidak berani menghadapi dan menyelesaikannya. Setiap persoalan seolah-olah selalu menjadi kondisi “chaos” dalam hidup anda. Karena anda menderita dampak negatif dari masa kecil anda. Hugh Missildine mengatakan, your childhood, in ac-tual, literal sense, exists within you now. It affects everything you do and you feel/pengalaman masa kecilmu, betul-betul hadir dalam hidupmu sekarang ini dan mempengaruhi segala sesuatu yang kamu lakukan dan rasakan ("Your Inner Child of The Past“, NY: Simon and Schuster, 1963, p.13).
Memang anda bisa memilih, antara melayani “jiwa kanak-kanak (yang sekarang ini masih sangat berpengaruh dalam hidup anda),“ atau “nalar pikir sehat dan dewasa” (yang saat ini juga tersedia bagi anda).” Dan anda tahu akibat pemilihan anda. Yang pertama, akan mengulang kesalahan yang lama, dan mungkin anda akan tenggelam dalam keputus-asaan lagi. Tetapi yang kedua, akan memberikan kehidupan yang baru, dan kebebasan dari jerat “the inner child of your past.” Tuhan kiranya menolong anda.